• Pengaruh PH cairan terhadap koronavirus

    From pulaha9@gmail.com@21:1/5 to All on Sat Apr 4 00:13:44 2020
    PH darah normal konon berkisar 7

    .Air PDAM/PAM kalau tidak salah harus ber-PH kurang lebih 7 juga.

    Air minum dalam kemasan yang beredar secara nasional, pun menurut ketentuan pemerintah- harus sekitar 7juga.

    Kurang tidur dan stress konon akan meurunkan PH darah dalam tubuh.

    PH tubuh dibawah 7 tanda kondisi tubuh yang kurang sehat. Tetapi PH darah di atas 7 bukan tanda penyakit.

    Makan makanan ber PH tinggi tidak apa-apa. Buah-buahan seperti mangga dan pepaya memiliki PH 9. Sementara buah semangka dan mentimun memiliki PH 10.

    PH 11,5 ke atas kalau tidak salah akan mulai menguraikan lemak/minyak, termasuk lapisan glikoprotein "kulit" virus. Sabun ber-PH 12.

    Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa pada suhu 37 derajat celcius, koronavirus stabil pada PH 6, dan akan mulai "inefektif" dan mengalami deaktivasi pada PH 8.

    Jadi besar kemungkan bahwa pada PH 8 ke atas koronavirus akan "mati".

    PH darah bisa ditingkatkan/diturunkan lewat makanan/minuman yang masuk ke badan.

    Hasil penelitian di Amerika Serikat ada di bawah ini: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/2159562/

    Conformational Change of the Coronavirus Peplomer Glycoprotein at pH
    8.0 and 37 Degrees C Correlates With Virus Aggregation and Virus-Induced
    Cell Fusion

    L S Sturman
    1
    , C S Ricard, K V Holmes
    Affiliations
    - PMID: 2159562
    - PMCID: PMC249489

    Abstract

    We have obtained biochemical and electron microscopic evidence of conformational changes at pH 8.0 and 37 degrees C in the coronavirus
    spike glycoprotein E2 (S). The importance of these changes is reflected
    in the loss of virus infectivity, the aggregation of virions, and
    increased virus-induced cell fusion at the same pH. Coronavirus
    (MHV-A59) infectivity is exquisitely sensitive to pH. The virus was
    quite stable at pH 6.0 and 37 degrees C (half-life, approximately 24 h)
    but was rapidly and irreversibly inactivated by brief treatment at pH
    8.0 and 37 degrees C (half-life, approximately 30 min). Virions treated
    at pH 8.0 and 37 degrees C formed clumps and large aggregates. With
    virions treated at pH 8.0 and 37 degrees C, the amino-terminal peptide
    E2N (or S1) was released from virions and the remaining peptide, E2C
    (S2), was aggregated. Viral spikes isolated from detergent-treated
    virions also aggregated at pH 8.0 and 37 degrees C. Loss of virus
    infectivity and E2 (S) aggregation at pH 8.0 and 37 degrees C were
    markedly enhanced in the presence of dithiothreitol. On the basis of the effects of dithiothreitol on the reactions of the peplomer, we propose
    that release of E2N (S1) and aggregation of E2C (S2) may be triggered by rearrangement of intramolecular disulfide bonds. The aggregation of
    virions and the isolated E2 (S) glycoprotein at pH 8.0 and 37 degrees C
    or following treatment with guanidine and urea at pH 6.0 and 37 degrees C indicate that an irreversible conformational change has been induced in
    the peplomer glycoprotein by these conditions. It is interesting that coronavirus-induced cell fusion also occurred under mildly alkaline
    conditions and at 37 degrees C. Some enveloped viruses, including
    influenza viruses and alphaviruses, show conformational changes of spike glycoproteins at a low pH, which correlates with fusion and penetration
    of those viruses in acidified endocytic vesicles. For coronavirus
    MHV-A59, comparable conformational change of the spike glycoprotein E2
    (S) and cell fusion occurred at a mildly alkaline condition, suggesting
    that coronavirus infection-penetration, like that of paramyxoviruses and lentiviruses, may occur at the plasma membrane, rather than within
    endocytic vesicles.

    --- SoupGate-Win32 v1.05
    * Origin: fsxNet Usenet Gateway (21:1/5)
  • From alien@21:1/5 to All on Sat Apr 4 10:40:57 2020
    On 4 Apr 2020 at 09.13.44 GMT+2, "pulaha9@gmail.com" <pulaha9@gmail.com>
    wrote:

    PH darah normal konon berkisar 7

    Tepatnya PH darah normal ada di sekitar 7.35 sampai 7.45 dan apa bila kurang dari itu akan jatuh ke kondisi yang disebut acidosis dan apabila lebih dari pada itu akan jadi alkalosis.



    ..Air PDAM/PAM kalau tidak salah harus ber-PH kurang lebih 7 juga.

    Air minum dalam kemasan yang beredar secara nasional, pun menurut ketentuan pemerintah- harus sekitar 7juga.

    Kurang tidur dan stress konon akan meurunkan PH darah dalam tubuh.

    PH tubuh dibawah 7 tanda kondisi tubuh yang kurang sehat. Tetapi PH darah di atas 7 bukan tanda penyakit.

    Tidak, apabila masuk dibawah 7, akan acidosis metabolic dan akibatnya, orang akan mengap mengap alias hypercapnia , karena tubuh berusaha menaikan kembali ke PH normal.

    Tubuh mempunyai sistem yang di sebut metabolic dan respiratoric untuk mengenai keseimbangan asam basa dalam tubuh, sehingga apabila terjadi gangguan asam basa, system ini akan jalan.

    Tubuh akan selalu berusaha menjaga keseimbangan asam basa ini, apapun yang terjadi. Baik tubuh berhasil mengkompesasi, maupun tidak berhasil mengkompensasi.

    Untuk baca lebih lanjut, om bisa google mengenai difference between
    respiratory and metabolic acidosis and alkalosis akan banyak site yang menjelaskan apa perbedaannya, dan apa yang akan terjadi, pada pernafasan apabila terjadi metabolic acidosis atau alkalosis.



    Makan makanan ber PH tinggi tidak apa-apa. Buah-buahan seperti mangga dan pepaya memiliki PH 9. Sementara buah semangka dan mentimun memiliki PH 10.

    PH 11,5 ke atas kalau tidak salah akan mulai menguraikan lemak/minyak, termasuk lapisan glikoprotein "kulit" virus. Sabun ber-PH 12.

    Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa pada suhu 37 derajat celcius, koronavirus stabil pada PH 6, dan akan mulai "inefektif" dan mengalami deaktivasi pada PH 8.

    Jadi besar kemungkan bahwa pada PH 8 ke atas koronavirus akan "mati".

    PH darah bisa ditingkatkan/diturunkan lewat makanan/minuman yang masuk ke badan.

    Apabila PH darah lebih dari 7.6, sudah masuk ke dalam kondisi alkalosis berat, dialysis sudah merupakan opsi untuk mengatasi alkalosis ini, apalagi PH 8.

    Pada saat alkalosis berat, bisa membuat orang seperti dilerium, kejang sampai koma.



    Hasil penelitian di Amerika Serikat ada di bawah ini: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/2159562/

    Conformational Change of the Coronavirus Peplomer Glycoprotein at pH
    8.0 and 37 Degrees C Correlates With Virus Aggregation and Virus-Induced
    Cell Fusion

    L S Sturman
    1
    , C S Ricard, K V Holmes
    Affiliations
    - PMID: 2159562
    - PMCID: PMC249489

    Abstract

    We have obtained biochemical and electron microscopic evidence of conformational changes at pH 8.0 and 37 degrees C in the coronavirus
    spike glycoprotein E2 (S). The importance of these changes is reflected
    in the loss of virus infectivity, the aggregation of virions, and
    increased virus-induced cell fusion at the same pH. Coronavirus
    (MHV-A59) infectivity is exquisitely sensitive to pH. The virus was
    quite stable at pH 6.0 and 37 degrees C (half-life, approximately 24 h)
    but was rapidly and irreversibly inactivated by brief treatment at pH
    8.0 and 37 degrees C (half-life, approximately 30 min). Virions treated
    at pH 8.0 and 37 degrees C formed clumps and large aggregates. With
    virions treated at pH 8.0 and 37 degrees C, the amino-terminal peptide
    E2N (or S1) was released from virions and the remaining peptide, E2C
    (S2), was aggregated. Viral spikes isolated from detergent-treated
    virions also aggregated at pH 8.0 and 37 degrees C. Loss of virus
    infectivity and E2 (S) aggregation at pH 8.0 and 37 degrees C were
    markedly enhanced in the presence of dithiothreitol. On the basis of the effects of dithiothreitol on the reactions of the peplomer, we propose
    that release of E2N (S1) and aggregation of E2C (S2) may be triggered by rearrangement of intramolecular disulfide bonds. The aggregation of
    virions and the isolated E2 (S) glycoprotein at pH 8.0 and 37 degrees C
    or following treatment with guanidine and urea at pH 6.0 and 37 degrees C indicate that an irreversible conformational change has been induced in
    the peplomer glycoprotein by these conditions. It is interesting that coronavirus-induced cell fusion also occurred under mildly alkaline conditions and at 37 degrees C. Some enveloped viruses, including
    influenza viruses and alphaviruses, show conformational changes of spike glycoproteins at a low pH, which correlates with fusion and penetration
    of those viruses in acidified endocytic vesicles. For coronavirus
    MHV-A59, comparable conformational change of the spike glycoprotein E2
    (S) and cell fusion occurred at a mildly alkaline condition, suggesting
    that coronavirus infection-penetration, like that of paramyxoviruses and lentiviruses, may occur at the plasma membrane, rather than within
    endocytic vesicles.

    Ini jurnal lama, namun masih bisa di cite, tapi ini tidak membicarakan di
    dalam tubuh manusia. ini lebih membicarakan virus nya sendiri.

    Karena dalam tubuh manusia, PH darah normal itu adalah 7.35 sampai 7.45 karena kalau tidak di antara itu, system dalam tubuh akan berkerja untuk menjaga di dalam jarak tersebut.

    Apabila ingin mencari bagaimana cara disinfectan bisa baca baca site ini

    <https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/prevent-getting-sick/disinfecting-your-home.html>

    Disana disebutkan, bisa mengunakan bleach atau bahasa Indonesianya kaporit, gunakan 5 sendok makan kaporit yang kemudian di larutkan dalam 1 galon air.
    1 us gallon = 3,785411784 litre

    Itu bisa digunakan sebagai disinfectan.

    Mudah mudahan bisa berguna, dan tetap jaga diri dan keluarga.
    Salam
    --
    - alien -
    ~ Work like you don't the money ~
    ~ Love like you've never been hurt ~
    ~ Dance like nobody is looking ~

    --- SoupGate-Win32 v1.05
    * Origin: fsxNet Usenet Gateway (21:1/5)
  • From pulaha9@gmail.com@21:1/5 to All on Sun Apr 5 03:59:45 2020
    Saat ini saya sedang tidak ada waktu. Tetapi beberapa masukan ente akan saya pelajari lebih lanjut, kalau sedang ada waktu luang.

    Trims
    sw

    Pada Sabtu, 04 April 2020 17.41.00 UTC+7, alien menulis:
    On 4 Apr 2020 at 09.13.44 GMT+2, "pulaha9@gmail.com" <pulaha9@gmail.com> wrote:

    PH darah normal konon berkisar 7

    Tepatnya PH darah normal ada di sekitar 7.35 sampai 7.45 dan apa bila kurang dari itu akan jatuh ke kondisi yang disebut acidosis dan apabila lebih dari pada itu akan jadi alkalosis.



    ..Air PDAM/PAM kalau tidak salah harus ber-PH kurang lebih 7 juga.

    Air minum dalam kemasan yang beredar secara nasional, pun menurut ketentuan pemerintah- harus sekitar 7juga.

    Kurang tidur dan stress konon akan meurunkan PH darah dalam tubuh.

    PH tubuh dibawah 7 tanda kondisi tubuh yang kurang sehat. Tetapi PH darah di
    atas 7 bukan tanda penyakit.

    Tidak, apabila masuk dibawah 7, akan acidosis metabolic dan akibatnya, orang akan mengap mengap alias hypercapnia , karena tubuh berusaha menaikan kembali ke PH normal.

    Tubuh mempunyai sistem yang di sebut metabolic dan respiratoric untuk mengenai
    keseimbangan asam basa dalam tubuh, sehingga apabila terjadi gangguan asam basa, system ini akan jalan.

    Tubuh akan selalu berusaha menjaga keseimbangan asam basa ini, apapun yang terjadi. Baik tubuh berhasil mengkompesasi, maupun tidak berhasil mengkompensasi.

    Untuk baca lebih lanjut, om bisa google mengenai difference between respiratory and metabolic acidosis and alkalosis akan banyak site yang menjelaskan apa perbedaannya, dan apa yang akan terjadi, pada pernafasan apabila terjadi metabolic acidosis atau alkalosis.



    Makan makanan ber PH tinggi tidak apa-apa. Buah-buahan seperti mangga dan pepaya memiliki PH 9. Sementara buah semangka dan mentimun memiliki PH 10.

    PH 11,5 ke atas kalau tidak salah akan mulai menguraikan lemak/minyak, termasuk lapisan glikoprotein "kulit" virus. Sabun ber-PH 12.

    Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa pada suhu 37 derajat celcius,
    koronavirus stabil pada PH 6, dan akan mulai "inefektif" dan mengalami deaktivasi pada PH 8.

    Jadi besar kemungkan bahwa pada PH 8 ke atas koronavirus akan "mati".

    PH darah bisa ditingkatkan/diturunkan lewat makanan/minuman yang masuk ke badan.

    Apabila PH darah lebih dari 7.6, sudah masuk ke dalam kondisi alkalosis berat,
    dialysis sudah merupakan opsi untuk mengatasi alkalosis ini, apalagi PH 8.

    Pada saat alkalosis berat, bisa membuat orang seperti dilerium, kejang sampai koma.



    Hasil penelitian di Amerika Serikat ada di bawah ini: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/2159562/

    Conformational Change of the Coronavirus Peplomer Glycoprotein at pH
    8.0 and 37 Degrees C Correlates With Virus Aggregation and Virus-Induced Cell Fusion

    L S Sturman
    1
    , C S Ricard, K V Holmes
    Affiliations
    - PMID: 2159562
    - PMCID: PMC249489

    Abstract

    We have obtained biochemical and electron microscopic evidence of conformational changes at pH 8.0 and 37 degrees C in the coronavirus
    spike glycoprotein E2 (S). The importance of these changes is reflected
    in the loss of virus infectivity, the aggregation of virions, and
    increased virus-induced cell fusion at the same pH. Coronavirus
    (MHV-A59) infectivity is exquisitely sensitive to pH. The virus was
    quite stable at pH 6.0 and 37 degrees C (half-life, approximately 24 h)
    but was rapidly and irreversibly inactivated by brief treatment at pH
    8.0 and 37 degrees C (half-life, approximately 30 min). Virions treated
    at pH 8.0 and 37 degrees C formed clumps and large aggregates. With
    virions treated at pH 8.0 and 37 degrees C, the amino-terminal peptide
    E2N (or S1) was released from virions and the remaining peptide, E2C
    (S2), was aggregated. Viral spikes isolated from detergent-treated
    virions also aggregated at pH 8.0 and 37 degrees C. Loss of virus infectivity and E2 (S) aggregation at pH 8.0 and 37 degrees C were
    markedly enhanced in the presence of dithiothreitol. On the basis of the effects of dithiothreitol on the reactions of the peplomer, we propose
    that release of E2N (S1) and aggregation of E2C (S2) may be triggered by rearrangement of intramolecular disulfide bonds. The aggregation of
    virions and the isolated E2 (S) glycoprotein at pH 8.0 and 37 degrees C
    or following treatment with guanidine and urea at pH 6.0 and 37 degrees C indicate that an irreversible conformational change has been induced in
    the peplomer glycoprotein by these conditions. It is interesting that coronavirus-induced cell fusion also occurred under mildly alkaline conditions and at 37 degrees C. Some enveloped viruses, including
    influenza viruses and alphaviruses, show conformational changes of spike glycoproteins at a low pH, which correlates with fusion and penetration
    of those viruses in acidified endocytic vesicles. For coronavirus
    MHV-A59, comparable conformational change of the spike glycoprotein E2
    (S) and cell fusion occurred at a mildly alkaline condition, suggesting that coronavirus infection-penetration, like that of paramyxoviruses and lentiviruses, may occur at the plasma membrane, rather than within endocytic vesicles.

    Ini jurnal lama, namun masih bisa di cite, tapi ini tidak membicarakan di dalam tubuh manusia. ini lebih membicarakan virus nya sendiri.

    Karena dalam tubuh manusia, PH darah normal itu adalah 7.35 sampai 7.45 karena
    kalau tidak di antara itu, system dalam tubuh akan berkerja untuk menjaga di dalam jarak tersebut.

    Apabila ingin mencari bagaimana cara disinfectan bisa baca baca site ini

    <https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/prevent-getting-sick/disinfecting-your-home.html>

    Disana disebutkan, bisa mengunakan bleach atau bahasa Indonesianya kaporit, gunakan 5 sendok makan kaporit yang kemudian di larutkan dalam 1 galon air.
    1 us gallon = 3,785411784 litre

    Itu bisa digunakan sebagai disinfectan.

    Mudah mudahan bisa berguna, dan tetap jaga diri dan keluarga.
    Salam
    --
    - alien -
    ~ Work like you don't the money ~
    ~ Love like you've never been hurt ~
    ~ Dance like nobody is looking ~

    --- SoupGate-Win32 v1.05
    * Origin: fsxNet Usenet Gateway (21:1/5)
  • From pulaha9@gmail.com@21:1/5 to All on Sun Apr 5 05:15:42 2020
    https://www.liputan6.com/health/read/2867073/menjaga-keseimbangan-ph-tubuh-harus-diprioritaskan-kenapa

    Menjaga Keseimbangan pH Tubuh Harus Diprioritaskan, Kenapa?

    Adanti PraditaAdanti Pradita

    24 Feb 2017, 13:40 WIB

    Liputan6.com, Jakarta Seluruh sistem organ tubuh kita dan fungsinya bisa berjalan dengan baik jika keseimbangan pH dipelihara dengan baik. Dalam kondisi sehat, tubuh kita ada pada titik seimbang yang disebut homeostatis.

    Namun ada kalanya tubuh berada di posisi kurang seimbang derajat pH-nya dengan kadar asam meningkat. Kondisi ini tentu berbahaya lantaran melemahkan seluruh sistem tubuh.

    Keseimbangan pH memungkinkan fungsi tubuh untuk berjalan normal dan kuat melawan berbagai jenis penyakit. Jika terlalu asam, maka dampaknya bisa menyerang seluruh sistem organ tubuh.

    Berikut penjelasannya seperti dilansir Mind Body Green, Jumat (24/2/2017).

    Sistem pencernaan

    Derajat pH yang tidak seimbang atau tingkat keasaman yang terlalu tinggi dalam perut pasalnya bisa menganggu kinerja sistem pencernaan. Seseorang akan merasa mual, kembung dan perih di bagian lambung ketika kelebihan asam di lambung dan kekurangan
    mineral alkali di saluran ususnya.

    Sistem sirkulasi/kardiovaskular

    Tingkat keasaman yang tinggi adalah penyebab utama penyakit jantung. Banyak orang mengira lemak adalah musuh utamanya, namun sebetulnya lemak bertindak sebagai pelindung pembuluh darah dari paparan asam yang kadarnya terlalu tinggi dalam tubuh.Jadi,
    penyakit jantung sebetulnya tercipta karena adanya ketidakseimbangan pada kadar pH tubuh yang pasalnya meracuni darah dan menyempitkan saluran peredaran darah tersebut.

    Sistem kekebalan tubuh

    Kadar asam yang terlalu tinggi mengancam sistem kekebalan tubuh. Keasaman menjadi pemicu berkembang biaknya patogen anaerob yang membuat bakteri jahat tetap hidup dan aktif menggerogoti tubuh. Kadar pH yang seimbang membantu menjaga agar bakteri jahat
    tidak aktif dan tersingkirkan dari tubuh.

    Sistem pernapasan

    Ketika jaringan beserta organ dalam tubuh didominasi dengan asam yang kadarnya sangat tinggi, kadar oksigen pun menjadi sedikit dan transportasinya ke seluruh jaringan terhambat. Sel-sel dalam tubuh pasalnya harus bernapas seperti kita dan rasio keasaman
    yang terlalu tinggi membuat sel-sel tersebut kesulitan bernapas lantaran yang merajalela di dalam tubuh adalah karbon dioksida. Hal ini kemudian memicu asma, flu dan bronkitis.

    Sistem saraf otak

    Keasaman melemahkan sistem saraf dengan merampas energi. Hal ini membuat kesehatan fisik, mental dan emosional terganggu.

    Sistem reproduksi

    Tingkat keasaman dalam tubuh yang terlalu tinggi bisa mengancam kesehatan sistem reproduksi kita. Secara spesifik, pH yang tidak seimbang akan membuat pria dan wanita kurang bergairah. Lalu mereka pun akan kesulitan mencapai kenikmatan seksual. Terlebih,
    hal ini juga bisa mengancam kesuburan serta meningkatkan risiko wanita alami keguguran saat hamil.

    Sistem rangka tubuh

    Ketidakseimbangan pH dan tersebarnya asam di bagian sendi dan pergelangan tangan memungkinkan seseorang menderita penyakit arthritis. Akumulasi asam diyakini merusak tulang rawan, membuatnya bengkak hingga terasa sakit sekaligus ngilu.

    Sistem otot

    Tingkat keasaman yang terlalu tinggi di dalam sel otot akan menghambat proses metabolisme yakni transformasi glukosa dan oksigen menjadi energi. Otot pasalnya tidak akan berfungsi dengan baik jika tubuh terlalu asam.

    Sistem kulit/integumen

    Ketika pH tubuh tidak seimbang maka penumpukan asam itu bisa menyebabkan peradangan pada kulit. Kulit menjadi rentan terhadap infeksi yang mana bisa menyebabkan lesi, memicu timbulnya jerawat dan juga bisa memperlambat proses pemulihan pada kulit yang
    terluka.

    Sistem eksreksi/kantung kemih

    Sistem ini terdiri dari beberapa organ dengan yang paling dominan adalah ginjal. Ginjal bertindak sebagai penyaring zat atau cairan dalam tubuh sekaligus membersihkan darah kita. Ketika tubuh kelebihan asam, ginjal akan terpaksa mencoba melindunginya
    dengan mengambil mineral alkali dari tulang dan membuangnya di dalam darah. Jika hal ini terjadi terlalu sering, maka mineral alkali akan menumpuk di ginjal dan tumpukan itu lambat laun berubah menjadi batu. Itulah yang sering disebut penyakit batu
    ginjal.

    --- SoupGate-Win32 v1.05
    * Origin: fsxNet Usenet Gateway (21:1/5)