• Eksperimen Tidak Makan Selama 3 Hari, Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh

    From 4cuano@gmail.com@21:1/5 to All on Thu May 28 22:49:08 2020
    https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/25/212500165/eksperimen-tidak-makan-selama-3-hari-ini-yang-akan-terjadi-pada-tubuh

    Eksperimen Tidak Makan Selama 3 Hari, Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh

    Kompas.com - 25/04/2020, 21:25 WIB

    Penulis Luthfia Ayu Azanella | Editor Rizal Setyo Nugroho KOMPAS.com -


    Makan merupakan salah satu kebutuhan mendasar makhluk hidup, termasuk manusia. Asupan makanan yang diterima tubuh akan diolah menjadi energi sehingga seseorang mampu untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Normalnya, seseorang akan makan sebanyak 3 kali
    dalam satu hari. Namun dalam kondisi berpuasa seperti saat ini, waktu makan dalam sehari biasanya hanya 2 kali saja, yakni saat sahur dan berbuka puasa. Saat menjalani puasa, tak jarang kita merasakan berbagai keluhan, seperti lemas, pusing, atau tak
    bertenaga akibat asupan makan kita yang berubah.

    Lalu bagaimana dan apa yang akan terjadi pada tubuh manusia apabila tidak makan selama lebih dari 1 hari? Dikutip dari Vice, sebuah eksperimen dilakukan untuk tidak makan selama 3 hari penuh atau 72 jam. Hasilnya, ditemukan ada hal baik dan buruk yang
    didapatkan, termasuk efek bau yang dirasakan dalam tubuh. Tingkat lapar menurun Disebutkan oleh pelaku eksperimen, rasa lapar dan efek biologis yang sulit hanya dirasakan pada hari pertama dari puasa ekstrem ini. Apabila 24 jam pertama berhasil terlewati,
    maka 48 jam selanjutnya dapat dilalui dengan lebih mudah. "Penurunan kelaparan secara bertahap ditemukan dalam studi fisiologis yang terjadi akibat penurunan ghrelin secara bertahap juga selama beberapa hari berpuasa," kata ahli nefrologi dari Toronto,
    Jason Fung.

    Ghrelin adalah hormon yang membuat seseorang merasa lapar dan akan keluar dalam jumlah yang lebih besar ketika perut dalam kondisi tidak meregang. Berkurangnya rasa lapar ini semakin sering terjadi saat puasa diperpanjang, daripada yang tidak.

    Fung menyebut, 72 jam tanpa makanan masih jauh dari batas waktu orang sehat untuk bisa mati kelaparan.

    Dalam sebuah literatur dalam British Medical Journal, dikatakan seseorang bisa bertahan hidup tanpa makan selama 30-40 hari, selama cukup terhidrasi. Faktor lain juga memegang peran penting dalam proses ini, misalnya berat badan, variasi genetik, dan
    kondisi kesehatan lainnya. Bau nafas Efek selanjutnya yang akan terjadi ketika berpuasa atau tidak makan dalam waktu yang lama adalah munculnya bau nafas atau bau mulut. Bau mulut ini dihasilkan oleh proses pelepasan keton oleh tubuh yang salah satunya
    bisa dilakukan melalui pernafasan. Ahli gizi yang berbasis di New York, Army Shapiro menyebut nafas yang bau merupakan indikasi bahwa tubuh telah memasuki mode pembakaran lemak. Biasanya, lemak akan dijadikan bahan bakar dalam tubuh, tetapi jika tidak
    ada lemak yang masuk, maka akan dicarikan alternatifnya, tubuh akan menggerogoti sel-sel lemak untuk menghasilkan energi. Oleh karena terjadinya proses ini, persentase lemak dalam tubuh akan turun cukup signifikan. Bau yang dihasilkan ini memiliki bau
    yang tidak sedap sehingga seringkali tidak disukai oleh orang-orang yang ada di sekitarnya.

    Berat badan turun Tidak adanya lemak yang masuk, dan dibakarnya sel-sel lemak yang tersisa memang akan membuat seseorang mengalami penurunan berat badan. Namun, berpuasa selama 72 jam sangat tidak dianjurkan untuk dilakukan dalam rangka mencapai
    penurunan berat badan yang diinginkan. Hal ini akan membuat seseorang kehilangan banyak air daripada lemak yang diharapkan untuk menghilang. Karena tubuh menggunakan simpanan glikogen yang dimiliki untuk menjadi bahan bakar. Ketika tubuh melepaskan
    glikogen, orang tersebut akan kehilangan air dan itulah sebenarnya yang menyebabkan terjadinya penurunan berat badan secara cepat.

    Untuk bisa menghilangkan lemak di dalam tubuh, dibutuhkan waktu yang lebih lama. Ketika menjalani puasa 3 hari, tubuh bisa kehilangan 0,68 kilogram lemak. Untuk itu, puasa jenis ini tidak direkomendasikan pada orang yang memiliki Indeks Massa Tubuh di
    bawah 20. Jika tetap dilakukan, maka seseorang dapat mengalami risiko kekurangan gizi dan tubuh bekerja dengan daya daruratnya.

    Meningkatkan fungsi otak Pada umumnya, tidak makan selama 3 hari mungkin akan dianggap sebagai suatu hal yang bodoh, kecuali jika memang tidak ada makanan yang bisa diasup atau dimakan. Namun, sesungguhnya apabila seseorang bisa memastikan dia memiliki
    makanan untuk dimakan di hari ke-4, setelah 3 hari berpuasa, upaya ini dapat meningkatkan fungsi otak, setidaknya didasarkan pada penelitian yang diterapkan pada hewan pengerat tikus. Para peneliti di Yale menyuntikkan hormon lapar ghrelin ke tikus dan
    menemukan bahwa kemampuan memori tikus-tikus ini meningkat sebanyak 30 persen. Saat berpuasa, tubuh memaksimalkan fungsi 2 organ saja, yakni otak dan testis pada laki-laki. Dua organ itu penting, otak diperlukan untuk memecahkan masalah agar tubuh bisa
    keluar dari kelaparan atau bertahan hidup lebih lama tanpa makanan, sementara testis diperlukan untuk proses reproduksi. Mental lebih stabil Setelah menjalani puasa selama 3 hari disebutkan seseorang bisa merasa lebih stabil secara mental.

    Selain itu, seseorang juga akan lebih mudah menghargai hal-hal kecil yang sebelumnya dianggap remeh. Namun, semua ini hanya dapat dicapai ketika selama menjalani puasa fisik dibarengi juga dengan puasa spiritual. Sehingga rasa lapar bisa sedikit
    teralihkan dan kejernihan mental setelahnya dapat dicapai.

    --- SoupGate-Win32 v1.05
    * Origin: fsxNet Usenet Gateway (21:1/5)
  • From alien@21:1/5 to All on Fri May 29 09:31:31 2020
    On 29 May 2020 at 07.49.08 GMT+2, "4cuano@gmail.com" <4cuano@gmail.com>
    wrote:


    https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/25/212500165/eksperimen-tidak-makan-selama-3-hari-ini-yang-akan-terjadi-pada-tubuh

    Eksperimen Tidak Makan Selama 3 Hari, Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh
    ==== snip====
    Fung menyebut, 72 jam tanpa makanan masih jauh dari batas waktu orang sehat untuk bisa mati kelaparan.

    Dalam sebuah literatur dalam British Medical Journal, dikatakan seseorang bisa bertahan hidup tanpa makan selama 30-40 hari, selama cukup terhidrasi. Faktor lain juga memegang peran penting dalam proses ini, misalnya berat badan, variasi genetik, dan kondisi kesehatan lainnya. Bau nafas Efek selanjutnya yang akan terjadi ketika berpuasa atau tidak makan dalam waktu yang lama adalah munculnya bau nafas atau bau mulut. Bau mulut ini dihasilkan oleh proses pelepasan keton oleh tubuh yang salah satunya bisa dilakukan melalui pernafasan. Ahli gizi yang berbasis di New York, Army Shapiro menyebut nafas yang bau merupakan indikasi bahwa tubuh telah memasuki mode pembakaran lemak. Biasanya, lemak akan dijadikan bahan bakar dalam tubuh, tetapi jika tidak ada lemak yang masuk, maka akan dicarikan alternatifnya, tubuh akan menggerogoti sel-sel lemak untuk menghasilkan energi. Oleh karena terjadinya proses ini, persentase lemak dalam tubuh akan turun cukup signifikan. Bau yang dihasilkan ini memiliki bau yang tidak sedap sehingga seringkali tidak disukai oleh orang-orang yang ada di sekitarnya.
    === snip ===

    Yang pending sebenarnya air, karena manusia tidak bisa hidup tanpa air, kalau makan, masih bisa di tahan, tapi kalau kekurangan air, tubuh yang tidak bisa tahan jadinya.

    --
    - alien -
    ~ Work like you don't the money ~
    ~ Love like you've never been hurt ~
    ~ Dance like nobody is looking ~

    --- SoupGate-Win32 v1.05
    * Origin: fsxNet Usenet Gateway (21:1/5)